kopitiam

Ujung weekend ini saya menghabiskan malam di Kopitiam di bilangan Sabang bersama seorang karib. Jun. begitu saya menyapanya.kami bersahabat sudah lebih dari satu dasawarsa. dulunya sama-sama bersekolah di Jogja dan kini sama-sama hijrah di jakarta. bedanya dia memilih menjadi jurnalis di media Kompas dan saya adalah bekerja kantoran.

Selama beberapa pekan ini kami memang jarang bertemu, paling-paling hanya lewat kotak messenger. Saya sibuk dia pun sibuk memburu berita hingga terbang ke kota lain di ujung Indonesia. Akhirnya jumat malam menyatukan dua karib yang hendak membagi uneg-unegnya soal penat nya pekerjaan di kantor, soal cita-cita di penghujung tahun 2012, soal kegelisahan hidup, soal gelak tawa di awal juli dan soal asmara yang memecah malam.

saya bertutur padanya soal kegelisahan pada pekerjaan di kantor, soal laki-laki yang yang mengajak saya menonton di tiap akhir pekan dan soal kesempatan kedua dan kegelisahan pada pria di ujung sana.

merengek padanya memang selalu membuat hati saya lebih plong dari biasanya,Saya tau persoalan asamaranya lebih ruwet dibandingkan saya, dan nyatanya ujung weekend ini saya merasa lebih legowo setelah merengek padanya.

Leave a comment