Escape-Bali-Travelling-Low Budget-Day 1

Hei saya sudah pernah menuliskan sekitar tiga bulan yang lalu bahwa saya akan memiliki liburan pendek …dan waktu mengelinding begitu cepat. Saya sudah di Bali bersama tiga karib saya. Satu berdarah Manado, dua lainnya berdarah Jawa. Mobil Xenia hitam berplat DK sudah menjemput saya dan tiga karib saya di Ngurah Rai.

Bali..Bali..Bali aroamnya bgitu khas dengan harum dupa di setiap celah, tidak menakutkan tapi begitu terasa eksotis.Hiasan dengan ciri Bali yang mengantung disetiap pertigaan jalan mengambarkan begitu kentalnya budaya Bali.

Peta, buku panduan kuliner dan otak yang sok tahu sangat cukup menjadi modal perjalanan di hari pertama. Ya.Ulu Watu, saya rasa Moniq cukup berani mengambil resiko untuk menyetir diatas 60km/perjam di ruas jalan Jimbaran, bagaimana tidak; nyatanya kami berhasil mengejar sunset dan menikmati tarian Kecak nan eksotis dengan bonus sunset yang rupawan. Aih matahari seakan tercelup ke dalam laut, sementara pantulan dari sinar keputihan menyebar ke seluruh permukan laut dan sisanya menampar-nampar ke seluruh permukaan kulit .Indah.

Begitupun dengan Jimbaran, saya sampai terheran, negeri ini begitu elok, begitu kaya bergam rupa alam. ah sial. Saya terlalu banyak menganga dan meributkan setiap sudut Bali yang dilingkari banyak keindahan alam. Ibarat nasi tumpeng, menjulang tinggi dan di kelilingi lauk pauk sebagai ornamen dan penambah cita rasa .

Ornamen? Ya saya mengangap  hotel tempat saya menginap adalah ornamen sementara Bali ibrat nasi tumpeng.  ah ini benar-benar perjalanan dengan budget murah meriah sementara saya dan teman-teman mendapati fasilitas yang istimewa

Hanya 137 ribu Werdapura Hotel membrandol kamar student room dengan fasilitas, tivi flat, twin bad, air panas dan pemandangan yang menghadap pantai sanur. Banyak yang mengira hotel yang saya tempati bertarif diatas 450 ribu per malam nyatanya salah besar, ini termasuk hotel dengan fasilitas bintang dua namun tarif yang dibrandel adalah tarif kelas melati.yay.

Tunggu ya.. Ini baru hari pertama pejalanan saya di Bali..nanti saya akan menceitakan perjalanan saya di hari kedua,ketiga dan keempat. Hingga kaki ini sebenarnya masih menginginkan berada di Bali untuk waktu barang dua hari lagi, damn.

Tunggu ya.. nanti kalian akan sangup menyimpulkan, mengapa saya mengatakan ini liburan dengan low budget. Saya gregetan kalo tidak membaginya dengan kalian. Selamat malam Bali…selamat malam Indonesia, terimakasih pemilik hidup.

Escape-Bali-Travelling-Low Budget-Day 2

IMG00106-20110815-0944-1

Perbedaan waktu satu jam lebih cepat dari waktu Jakarta memang bikin kedip-kedip mata. Memaksa saya untuk menghitung mundur selisih waktu antara Bali dengan Jakarta, sementara jam yang melingkar ditangan saya adalah jam waktu indonesia bagian barat.ough.

Persolannya hanya ingin bangun dan melihat sunrise muncul dari balik Sanur. Jam di tangan saya menunjukan pukul 5 subuh artinya di bali sudah pukul 6 pagi,sementara cahaya terang makin terlihat dari balik kelambu cottage. Ya artinya saatnya beranjak dari tempat tidur, kemudian berlari sekian meter untuk menyambut sunrise.

Beginikan kenapa telur rebus ketika dibelah warna kuningnya begitu cantik dan menyerupai sunrise yang terbit dari ujung pantai. Oranye bercampur kuning keemasan, warna oranye begitu pekat dibandingkan warna kuning dan keseluruhan tampak seperti sunset, namun ini terlihat sedikit terang karena cahaya nya tumpah di permukaan laut yang bening.

*********

Sepertinya memang kebiasaan Moniq yang selalu menginjak pedal gas mobil dengan kecepatan diatas 60km/jam . Laju Xenia begitu cepat menuju kawasan Tanjung Benoa, mata ini tak henti-hentinya menoleh kanan kiri;  jajaran pantai, jajaran gerai-gerai baju yang dibrandol dari harga domestik hingga turis, penginapan dari kelas standar hingga kelas bintang berderet di sepanjang Nusa Dua. Gerombolan turis dari wilayah asia, Eropa ah seluruh dunia paling-paling pribumi bisa dihitung dengan jari..ahh. pilihan water sport berderet tinggal pilih dan tinggal menawar dari mulai parasseling, Bananaboat, walk water,donuts sport dan masih  banyak sekali. Sekali lagi harus menawar, muka tembok saja. Keuntungannya bisa dapat harga miring dan tentu saja mengirit budget.

Selain tawar menawar paduan membawa buku kuliner memiliki manfat besar, artinya tak buta petunjuk sama sekali. Nyatanya makan siang ala sayur rumahan khas Bali hanya merogoh kocek 55ribu rupiah saja untuk empat orang. Murah meriah bukan.

Begitu pula ketika perjalanan ini melaju menuju garuda wisnu kencana dan tanah lot semuanya sudah diperhitungkan sejak dua bulan sebelum keberangkatan. Jangan malas untuk browsing dan cari tahu berapa jarak, tarif dan ha-hal yang menarik dari tempat wisata yang akan dituju. Semakin siap semakin mengirit waktu dan biaya perjalanan kamu..kamu dan kamu.

Selamat malam..Bali